Memahami Tahapan Perkembangan Emosi Bayi Usia 0-12 Bulan

Terkadang, kebanyakan orangtua terlalu fokus pada perkembangan fisik bayi. Mulai dari kemampuan merangkak, berjalan, memegang barang, hingga berbicara. Padahal, perkembangan emosi bayi juga tak kalah penting untuk diperhatikan, lho. Pasalnya, inilah yang akan menentukan cara si kecil belajar mengatasi rasa takut, mengendalikan emosi, dan lebih percaya diri saat ia dewasa nanti. Yuk, kenali tahapan perkembangan emosi bayi pada ulasan berikut ini.


Tahapan perkembangan emosi bayi

Perkembangan emosi bayi tumbuh pesat pada tahun pertama kehidupannya. Hal ini disetujui oleh Rahil Briggs, Psy.D., seorang pimpinan program Healthy Steps di Montefiore Medical Center di New York. Ia mengungkapkan kepada Parents bahwa satu tahun pertama kehidupan merupakan masa yang paling penting dan paling berpengaruh dalam kehidupan manusia.

Itulah mengapa Anda tak boleh menyepelekan tumbuh kembang bayi di tahun pertamanya ini. Yuk, kita kupas satu persatu tahapan perkembangan emosi bayi sejak dilahirkan sampai ulang tahun pertamanya.

0-3 bulan

Pada masa ini, bayi Anda sedang belajar menunjukkan dua emosi dasar, yaitu kesal dan senang. Karena gerak fisiknya masih terbatas, ia menunjukkan emosinya tersebut hanya di saat-saat tertentu. Misalnya, saat si kecil lapar, ia akan menunjukkan emosinya dengan merengek atau menangis.

Memasuki usia dua bulan, bayi mulai lebih sering melihat benda-benda yang ada di sekitarnya. Di sinilah si kecil akan mulai merespon senyuman yang Anda berikan dengan senyuman pertamanya. Jadi, jangan sampai melewatkan kesempatan ini, ya!

Saat bayi senang, respon yang diberikan nyatanya tidak hanya sekadar senyuman saja, lho! Tanda-tanda si kecil sedang senang juga ditunjukkan dengan gerakan fisik lainnya yaitu membuka tangan lebar-lebar dan menggoyang-goyangkan kakinya.

Anda bisa melatih perkembangan emosi bayi pada tiga bulan pertamanya dengan sering-sering mengajaknya bicara. Lihat respon si kecil, biasanya ia akan membuka mulut dan matanya lebar-lebar. Anda akan melihat wajahnya yang menggemaskan saat ia mulai mengoceh minta diperhatikan.

4-7 bulan

Di usia ini, sistem saraf bayi akan jadi semakin matang. Si kecil mulai bisa merespon balik hal-hal yang membuatnya senang atau kesal. Contohnya, bayi mulai bisa tertawa saat digelitik atau menangis kalau sudah merasa tidak nyaman.

Menariknya lagi, bayi mulai bisa membedakan wajah ayah dan ibunya, lho! Di sini ia mulai tahu kalau orang yang paling dekat dan bisa membuatnya aman adalah kedua orangtuanya.

Begitu ada orang lain yang mulai mendekati bayi Anda, biasanya si kecil akan merasa tidak nyaman dan langsung mencari perlindungan orangtuanya. Nah, disinilah Anda akan merasakan sifat bayi yang manja, bahkan sampai pilih-pilih orang yang boleh menggendongnya.

Di usia ini pula, bayi mulai banyak tengkurap dan merangkak. Ia akan semakin penasaran untuk menjangkau semua benda yang ada di sekitarnya. Ketika si kecil tidak bisa mendapatkannya, biasanya ia akan berteriak atau menjatuhkan benda yang ada di dekatnya karena kecewa.

Tenang, jangan buru-buru marah kalau Anda mengalaminya. Pasalnya, ini merupakan salah satu cara si kecil untuk mencari perhatian orangtua yang bisa merespon emosinya tersebut. Percayalah, pada akhirnya Anda justru akan tersenyum dan tertawa melihat tingkahnya. Apalagi kalau si kecil sudah mulai mengoceh dan menirukan apa yang Anda lakukan.

8-12 bulan

Memasuki usia 8 bulan menuju 12 bulan, perkembangan emosi bayi mulai pesat. Kini ia tak hanya kenal emosi senang, kesal, atau marah saja, tetapi juga rasa malu dan takut.

Banyak orang bilang, anak Anda takut atau pemalu karena Anda terlalu memanjakannya. Sebetulnya, ini tidak ada hubungannya, lho! Sebab, memang sudah sewajarnya anak mulai bisa merasa malu atau takut jika bertemu dengan orang asing di usia ini.

Bahkan, rasa cemas merupakan salah satu milestone atau pencapaian penting bagi perkembangan emosi bayi Anda. Jadi, jangan heran kalau si kecil jadi semakin manja menjelang ulang tahun pertamanya.

Anak biasanya akan semakin nempel dengan orangtuanya dan tidak ingin ditinggal, walaupun sekadar untuk pergi ke kamar mandi saja. Ya, bayi Anda sudah mulai bisa berkata “tidak”, bahkan mungkin sampai tantrum agar keinginannya dituruti. Terlebih lagi si kecil sudah mulai bisa merasa cemburu saat ada anak kecil lain yang mendekati Anda.

Perkembangan emosi bayi yang tidak stabil ini mungkin membuat Anda kewalahan. Namun, bagaimana pun juga suasana hati si kecil, tetaplah berada di sampingnya dan berikan pelukan yang hangat sesering mungkin. Tunjukkan padanya bahwa Anda menyayanginya dan memahami perkembangan emosinya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memahami Tahapan Perkembangan Emosi Bayi Usia 0-12 Bulan"

Post a Comment