Anak Suka Berbohong? Ketahui 3 Alasan Umum Si Kecil Melakukannya & Cara Bijak Menanganinya
Pernahkah anak kita berbohong? Mungkin iya sejumlah kali. Anak-anak ingin senang bercerita urusan yang terlalu dibesar-besarkan atau anak bercerita sebuah kejadian yang ditambahkan dengan imajinasinya, Namun, andai tanpa perbuatan yang tepat, berdusta bisa menjadi kelaziman yang buruk. Anak berdusta bisa diakibatkan oleh sekian banyak alasan. Berikut dalil anak berdusta yang sangat umum.
Berikut ialah tiga dalil utama kenapa anak berbohong:
1. Anak-anak memakai imajinasinya guna bercerita
Apakah anak kita pernah memberitahu kita bahwa ia sedang pergi ke bulan? Atau anak kita bercerita bahwa ia dapat mengendarai awan?
Anak-anak memiliki khayalan yang tinggi dan indah. Terkadang anak-anak menyajikan angan-angan mereka sebagai kebenarannya. Biasanya ia berimajinasi cocok apa yang pernah ia dengar, laksana dari dongeng atau menyaksikan di film kartun.
Jika anak kita memiliki kelaziman menceritakan khayalan yang berasal dari dunia dongeng, Anda dapat menanggapinya dengan jawaban yang tidak menghakimi. Misalnya, “Apakah tersebut sesuatu yang kamu mau akan terjadi atau tersebut memang benar-benar terjadi?” pertanyaan yang tidak menghakimi bakal mendorong si kecil guna mengakuinya.
Meski begitu, memiliki khayalan tak selamanya buruk. Bantu anak kita untuk menunjukkan imajinasinya. Beri tahu si kecil bahwa ia masih dapat mengisahkan cerita-cerita hebat, sekitar ia menyatakan bahwa kisah itu melulu harapan atau keinginannya.
Dengan begitu, anak kita akhirnya bisa belajar guna memulai cerita fantasinya dengan mengatakan, “Bayangkan andai ini terjadi …”
2. Anak-anak hendak menghindari hukuman
Apakah anak kita pernah diam-diam memungut sepotong kue di atas meja, namun tidak mengakuinya, meskipun tampak ada saldo bekas kue di wajahnya?
Mungkin ini serupa dengan teknik orang dewasa yang berdusta untuk menghindari pertengkaran dengan pasangan. Begitu juga, anak berdusta biasanya guna menghindari hukuman. Ia takut andai jujur, Anda bakal marah atau menghukumnya.
Jika Anda memahami anak kita sedang berbohong, tawarkan satu peluang untuk menuliskan yang sebenarnya. Katakan, “Ibu bakal memberi anda waktu sebentar guna memikirkannya dan ibu bakal bertanya lagi apa yang sebetulnya terjadi”.
Bila nyatanya Anda tidak jarang memergoki anak berbohong, jajaki lihat lagi bagaimana teknik Anda mendisiplinkannya sekitar ini. Apakah terlampau tegas dan keras atau sebaliknya. Pasalnya dalam sejumlah penelitian diketahui bahwa anak bakal cenderung berdusta ketika paling takut dengan orangtuanya yang terlampau keras.
3. Anak-anak hendak terlihat canggih di depan orang lain
Alasan beda anak berdusta juga karena hendak mengesankan orang lain. Anak Anda barangkali bercerita pada teman-temannya bahwa ia dapat mencetak gol terbanyak ketika bermain sepak bola. Atau anak kita memberi tahu kita bahwa ia mendapat nilai matematika tertinggi di sekolahnya, bahkan ketika tersebut tidak benar.
Membesar-besarkan kebenaran atau bahkan berdusta sering dipakai untuk menutupi kecurigaan diri mereka. Dalam upaya guna menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya, anak-anak kadang-kadang bersikeras bahwa ia mesti merasakan pengalaman yang sama dengan teman-temannya, atau ia mengupayakan untuk mengesankan teman-temannya dengan ceritanya.
Jika anak kita memiliki kelaziman berbohong supaya terlihat baik di depan orang lain, ia mungkin memerlukan pengakuan dari orang lain.
Bicaralah pada anak Anda mengenai konsekuensi dari berdusta dan ajak anak Anda guna bicara cocok dengan keadaannya. Bantu ia menemukan teknik untuk terhubung dengan orang beda tanpa berdusta tentang pengalamannya.
Pujilah usahanya, bukan hasilnya sampai-sampai ia bakal mengenali nilai kerja kerasnya. Misalnya, daripada memuji ia sebab mendapatkan gol terbanyak di pertandingan sepak bola, pujilah ia karena berjuang keras. Tegaskan kepadanya bahwa ia tidak butuh menjadi yang terbaik guna mendapatkan pernyataan dari orang beda atau terlihat canggih di depan orang lain.
Cara menanggapi ketika Anda memergoki anak berbohong
Terkadang, barangkali tepat untuk menyerahkan konsekuensi ekstra untuk anak berbohong. Katakan untuk anak Anda, “Kamu tidak dapat main videogame akhir pekamn ini karena anda tidak mengejakan tugas sekolah, dan karena anda juga berdusta tentang itu, kamu pun tidak dapat menonton TV.
Di samping itu, jadikan kejujuran sebagai prioritas di lokasi tinggal Anda. Buat aturan lokasi tinggal yang mengatakan, “Katakan yang sebenarnya,” dan anak-anak Anda bakal lebih ingin menyadari pentingnya bersikap jujur.
Berikut ialah tiga dalil utama kenapa anak berbohong:
1. Anak-anak memakai imajinasinya guna bercerita
Apakah anak kita pernah memberitahu kita bahwa ia sedang pergi ke bulan? Atau anak kita bercerita bahwa ia dapat mengendarai awan?
Anak-anak memiliki khayalan yang tinggi dan indah. Terkadang anak-anak menyajikan angan-angan mereka sebagai kebenarannya. Biasanya ia berimajinasi cocok apa yang pernah ia dengar, laksana dari dongeng atau menyaksikan di film kartun.
Jika anak kita memiliki kelaziman menceritakan khayalan yang berasal dari dunia dongeng, Anda dapat menanggapinya dengan jawaban yang tidak menghakimi. Misalnya, “Apakah tersebut sesuatu yang kamu mau akan terjadi atau tersebut memang benar-benar terjadi?” pertanyaan yang tidak menghakimi bakal mendorong si kecil guna mengakuinya.
Meski begitu, memiliki khayalan tak selamanya buruk. Bantu anak kita untuk menunjukkan imajinasinya. Beri tahu si kecil bahwa ia masih dapat mengisahkan cerita-cerita hebat, sekitar ia menyatakan bahwa kisah itu melulu harapan atau keinginannya.
Dengan begitu, anak kita akhirnya bisa belajar guna memulai cerita fantasinya dengan mengatakan, “Bayangkan andai ini terjadi …”
2. Anak-anak hendak menghindari hukuman
Apakah anak kita pernah diam-diam memungut sepotong kue di atas meja, namun tidak mengakuinya, meskipun tampak ada saldo bekas kue di wajahnya?
Mungkin ini serupa dengan teknik orang dewasa yang berdusta untuk menghindari pertengkaran dengan pasangan. Begitu juga, anak berdusta biasanya guna menghindari hukuman. Ia takut andai jujur, Anda bakal marah atau menghukumnya.
Jika Anda memahami anak kita sedang berbohong, tawarkan satu peluang untuk menuliskan yang sebenarnya. Katakan, “Ibu bakal memberi anda waktu sebentar guna memikirkannya dan ibu bakal bertanya lagi apa yang sebetulnya terjadi”.
Bila nyatanya Anda tidak jarang memergoki anak berbohong, jajaki lihat lagi bagaimana teknik Anda mendisiplinkannya sekitar ini. Apakah terlampau tegas dan keras atau sebaliknya. Pasalnya dalam sejumlah penelitian diketahui bahwa anak bakal cenderung berdusta ketika paling takut dengan orangtuanya yang terlampau keras.
3. Anak-anak hendak terlihat canggih di depan orang lain
Alasan beda anak berdusta juga karena hendak mengesankan orang lain. Anak Anda barangkali bercerita pada teman-temannya bahwa ia dapat mencetak gol terbanyak ketika bermain sepak bola. Atau anak kita memberi tahu kita bahwa ia mendapat nilai matematika tertinggi di sekolahnya, bahkan ketika tersebut tidak benar.
Membesar-besarkan kebenaran atau bahkan berdusta sering dipakai untuk menutupi kecurigaan diri mereka. Dalam upaya guna menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya, anak-anak kadang-kadang bersikeras bahwa ia mesti merasakan pengalaman yang sama dengan teman-temannya, atau ia mengupayakan untuk mengesankan teman-temannya dengan ceritanya.
Jika anak kita memiliki kelaziman berbohong supaya terlihat baik di depan orang lain, ia mungkin memerlukan pengakuan dari orang lain.
Bicaralah pada anak Anda mengenai konsekuensi dari berdusta dan ajak anak Anda guna bicara cocok dengan keadaannya. Bantu ia menemukan teknik untuk terhubung dengan orang beda tanpa berdusta tentang pengalamannya.
Pujilah usahanya, bukan hasilnya sampai-sampai ia bakal mengenali nilai kerja kerasnya. Misalnya, daripada memuji ia sebab mendapatkan gol terbanyak di pertandingan sepak bola, pujilah ia karena berjuang keras. Tegaskan kepadanya bahwa ia tidak butuh menjadi yang terbaik guna mendapatkan pernyataan dari orang beda atau terlihat canggih di depan orang lain.
Cara menanggapi ketika Anda memergoki anak berbohong
Terkadang, barangkali tepat untuk menyerahkan konsekuensi ekstra untuk anak berbohong. Katakan untuk anak Anda, “Kamu tidak dapat main videogame akhir pekamn ini karena anda tidak mengejakan tugas sekolah, dan karena anda juga berdusta tentang itu, kamu pun tidak dapat menonton TV.
Di samping itu, jadikan kejujuran sebagai prioritas di lokasi tinggal Anda. Buat aturan lokasi tinggal yang mengatakan, “Katakan yang sebenarnya,” dan anak-anak Anda bakal lebih ingin menyadari pentingnya bersikap jujur.
0 Response to "Anak Suka Berbohong? Ketahui 3 Alasan Umum Si Kecil Melakukannya & Cara Bijak Menanganinya"
Post a Comment