Sudah Pakai Metode Time-Out Tapi Si Kecil Makin Berulah, Berikut Alasannya
Mendisiplinkan anak pasti tidak mudah untuk sebagian besar orangtua. Bahkan, mencoba teknik mendisiplinkan anak dengan cara time-out yang jauh dari “main tangan”. Namun, tetap pun tidak berhasil. Justru, anak justeru semakin berulah bukannya jera atas kesalahannya. Kenapa demikian?
Menghukum anak dengan menyerahkan pukulan, bukanlah teknik yang terbaik. Memukul anak dan berteriak kepadanya bakal memperkeruh keadaan dan akan dominan buruk untuk tumbuh kembang anak.
Anak yang tidak jarang dihukum dengan pukulan ingin lebih agresif, mempunyai depresi, merasa khawatir dan tertekan. Itulah tidak sedikit orangtua yang memilih mendisiplinkan anak dengan cara time-out. Sebenarnya, apa tersebut metode time out?
Time-out ialah cara mendisiplinkan anak dengan waktu untuk anak guna merenungkan kesalahannya sampai-sampai tidak melakukan hal yang sama di lantas hari. Contohnya, mengajak anak untuk membisu di kamar ketika ia mengerjakan kesalahan.
Namun dalam mempraktikkannya, tidak sedikit orangtua yang tidak berhasil. Berdasarkan keterangan dari sebuah riset dari Oregon Health and Science University di Portland mengindikasikan 85 persen orangtua melakukan kekeliruan dalam merealisasikan metode time out sebagai teknik mendisiplinkan anak.
Kesalahan orangtua dalam mendisiplinkan anak dengan cara time-out
Berikut sejumlah kesalahan orangtua dalam merealisasikan metode time-out guna mendisiplinkan anak, seperti:
1. Terlalu sering memakai metode time-out
Jika Anda merealisasikan metode ini namun tidak berhasil, bisa jadi Anda terlampau sering memakai metode ini guna menghukum anak. Perlu kita ketahui bahwa cara ini jangan dipakai sesering mungkin sebab akan hilang keefektifannya.
Pertimbangkan untuk memakai teknik mendisiplinkan anak yang berbeda-beda. Jadikan time-out sebagai opsi terakhir guna menghukum anak sekaligus menanggulangi kemarahan kita yang meluap-luap.
2. Memberi perhatian ketika time-out berlangsung
Saat kita mendisiplinkan anak dengan cara time-out, wajar andai anak menangis atau merengek guna dimaafkan. Ini ialah cara anak guna mendapatkan hati orangtua yang kecewa atau marah padanya. Nah, pada momen ini orangtua tidak jarang kali luluh sampai-sampai hukuman jadi tidak efektif.
Seharusnya kita tidak goyah dengan urusan tersebut. Jadi, biarkan anak merenungkan kesalahannya sejumlah saat. Supaya memberi penekanan pada anak guna tidak mengulangi kekeliruan yang sama andai tidak hendak dihukum dengan teknik yang sama.
3. Menggunakan lokasi yang tidak sesuai ketika time-out
Menggunakan lokasi yang tidak sesuai ketika time-out, tidak jarang jadi kekeliruan orangtua sampai-sampai time-out jadi tidak efektif. Saat kita menghukum bakal di dalam kamar, anak dapat menghabiskan masa-masa dengan mainan yang terdapat di kamarnya.
Akibatnya, cara time-out bukan jadi kiat menghukum tetapi waktu bermain untuk anak. Pastikan Anda menggali tempat yang tidak memungkinkan anak guna bermain, atau ambil mainan yang terdapat di dalam kamarnya. Buat time-out jadi masa-masa yang membosankan untuk anak sampai-sampai ia menyesali perbuatannya.
4. Terus menasehatinya sesudah time-out
Terkadang tidak sedikit orangtua yang terus menyerahkan ‘ceramah’ pada anak sesudah menghukumnya. Memberikan nasehat yang tegas sesudah boleh saja, tapi sekedar untuk memberi masukan anak sekaligus mengindikasikan kembali perhatian Anda.
Jika kita terus memberi ceramah tanpa henti, keadaan akan jadi semakin buruk. Kemungkinan besar anak jadi tidak menyenangi sikap kita ini dan semakin tidak memperhatikan perkataan Anda. Jadi, sesudah time-out selesai, biarkan bakal kembali beraktivitas kembali laksana biasanya.
0 Response to "Sudah Pakai Metode Time-Out Tapi Si Kecil Makin Berulah, Berikut Alasannya"
Post a Comment