Apakah Normal Jika Bayi Jarang Berkedip? Berikut Penjelasannya

Kalau diperhatikan, Anda tentu menyadari bahwa mata bayi jarang berkedip bahkan saat mereka sedang konsentrasi melihat sesuatu. Padahal andai dibandingkan, kita sendiri dapat berkedip lebih dari 15 kali dalam semenit. Apakah ini sesuatu yang normal? Yuk, cari tahu jawabannya inilah ini.


Kenapa Anda butuh mengedipkan mata?

Mata membutuhkan pelumas berupa air mata guna menghindari situasi mata kering. Kelenjar air mata (lakrimalis) yang terletak di unsur atas mata menghasilkan air mata. Agar air mata itu mengalir ke bawah dan menyebar ke permukaan mata, mata butuh berkedip.

Selain menolong menyalurkan air mata, kedipan mata adalahrefleks alami tubuh untuk mengayomi mata dari sekian banyak  zat asing yang bakal masuk dan melukai mata. Tindakan ini dapat Anda kerjakan secara sengaja dan pun tidak.

Namun, pada saat-saat tertentu Anda barangkali mengedipkan mata lebih tidak sedikit daripada yang dibutuhkan. Misalnya ketika Anda marah, bersemangat, atau gelisah.

Kedipan mata ini terjadi secara spontan, tetapi bukan diprovokasi oleh situasi mata, tetapi perintah benak untuk meredakan ketegangan pikiran. Sama halnya saat Anda menggerakkan kaki atau jari ketika merasa gelisah.

Normalkah andai bayi jarang berkedip?

Sebuah penelitian mengindikasikan bahwa orang dewasa rata-rata berkedip selama 15 kali per menit. Namun, bayi yang baru bermunculan dan balita berkedip lebih jarang. Nah, saat Anda menyadari mata bayi jarang berkedip, pasti menciptakan Anda bertanya-tanya sekaligus khawatir.

“Rata-rata bayi melulu berkedip sejumlah dua atau tiga kali per menit”, jelas Leigh Bacher, seorang dosen psikologi di State University of New York, laksana dikutip dari laman Live Science. Apakah ini normal atau pertanda dari sebuah penyakit?

Penelitian mengindikasikan bahwa mata yang berkedip ternyata bersangkutan dengan kadar dopamine di dalam tubuh. Dopamine ialah senyawa kimia alami yang berperan dalam ekspedisi sinyal di otak.

Ini diperlihatkan dengan pasien penyakit skizofrenia yang barangkali lebih tidak jarang berkedip sebab dopamine di dalam tubuhnya terlampau banyak. Sebaliknya, pasien penyakit Parkinson lebih jarang berkedip sebab adanya gangguan saraf yang memengaruhi buatan dopamine.

Lalu, mengapa bayi baru bermunculan atau yang masih muda berkedip lebih jarang daripada orang dewasa? Periset percaya bahwa kegiatan dopamine bayi masih berkembang dan matanya masih belum membutuhkan tidak sedikit pelumas dikomparasikan orang dewasa sampai-sampai mereka bakal lebih jarang berkedip.

Mata bayi belum berkembang sempurna

Kondisi ini barangkali juga diprovokasi oleh keterampilan melihat bayi yang belum sempurna. Bayi yang baru bermunculan hanya dapat melihat sesuatu dari jarak dekat, sangat jauh selama 20 hingga 30 cm.

Di samping itu, mata bayi juga melulu mengenal tiga warna, hitam, putih, dan abu-abu. Kemampuan mengenal warna bakal meningkat sesudah bayi berusia 4 bulan.

Kemampuan menyaksikan bayi yang masih belum lumayan matang menciptakan mereka jadi jarang berkedip. Pasalnya, guna mengenali orang-orang di sekelilingnya serta beradaptasi dengan dunia baru ia butuh menatap lebih lama.

Itulah sebabnya bayi kadang tampak jarang berkedip dan menatap sesuatu destinasi yang jelas. Kemampuan menyaksikan mereka bakal benar-benar bermanfaat secara maksimal saat mereka berusia 3 hingga 5 tahun.

Yang mesti diacuhkan orangtua

Jadi, bayi yang jarang berkedip bukanlah suatu keunikan yang butuh dikhawatirkan orangtua. Namun, Anda mesti memerhatikan kelainan berkedip pada anak.

Jika si kecil tidak berkedip sama sekali dengan arah mata terlihat konsentrasi ke satu titik (mata mendelik) selama sejumlah saat, ini dapat menjadi tanda kejang pada anak. Kejang seringkali terjadi pada anak umur 6 bulan hingga 5 tahun.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apakah Normal Jika Bayi Jarang Berkedip? Berikut Penjelasannya"

Post a Comment