Memahami Fase Balita Posesif Dan Cara Tepat Mengatasinya

Seiring pertumbuhan balita, kita akan merasakan momen di mana anak-anak menjadi paling posesif terhadap benda atau orang yang ada di dekat mereka. Mereka bakal memandang seluruh benda dan orang di sekitarnya ialah miliknya, dan orang lain jangan menyentuh atau memilikinya.

Jika terdapat orang yang berani menyentuh mainannya, mereka bakal marah. Atau andai makanannya diminta, mereka bakal menangis. Bisa pun saat ayah atau ibunya bicara dengan orang beda atau mesti bekerja, anak menjadi histeris. Meskipun menjengkelkan, perilaku posesif ini adalahtahapan normal dalam pertumbuhan usia mereka.


Kenapa balita dapat jadi posesif?

Fase posesif seringkali dimulai semenjak anak berusia 18 bulan sampai 4 tahun. Fase ini adalahtahap pertumbuhan yang normal, sebab di fase ini balita belajar untuk mengetahui konsep kepemilikan, ikatan, dan identitas dirinya.

Sebuah studi terdahulu pun menuliskan bahwa perilaku posesif yang dikenal dengan istilah “endowment effect” tidak hanya dipunyai oleh orang dewasa, tapi pun balita. Endowment effect ialah istilah yang mengindikasikan bahwa seseorang ingin memandang dagangan yang dimilikinya lebih berharga melulu karena barang itu milikinya.

Seorang psikolog pertumbuhan anak di University of Michigan pun menjelaskan bahwa pemikiran balita masih paling sederhana. Di umur 2 sampai 4 tahun, balita menyadari bahwa ia dapat mengklaim sebuah barang atau orang sebagai miliknya melulu lewat ucapan-ucapan seperti, “Ini punyaku!”. Jadi tidak boleh heran andai anak Anda bakal mengklaim seluruh benda yang ia sukai sebagai miliknya.

Di samping itu, di umur balita, mereka pun mulai menyadari keberadaan diri. Misalnya masa-masa bayi mereka bakal bercermin dan mengira bahwa yang ia lihat di cermin ialah bayi lain. Sedangkan balita telah tahu bahwa pantulan di cermin ialah dirinya sendiri. Maka, seiring dengan pertumbuhan kesadaran balita akan keberadaan dan identitasnya, balita pun mulai menyadari kepemilikannya. Balita akan menikmati bahwa identitasnya semakin kuat andai ia sukses mengklaim sesuatu sebagai miliknya dan disepakati oleh orang lain.

Apakah anak posesif dapat berubah?

Menghadapi anak posesif memang susah dan sarat tantangan. Namun, yang butuh Anda ketahui ialah sharing atau berbagi bukanlah konsep yang dapat diterima dengan gampang oleh anak-anak. Jadi, andai Anda hendak melatih anak posesif jadi lebih ikhlas berbagi, maka kita perlu menuntun anak kita dengan sabar. 

Belajar berbagi guna anak tersebut membutuhkan proses dari masa-masa ke waktu. Berikut ialah beberapa tahapan yang dapat Anda ambil untuk menolong prosesnya:
  • Latih anak Anda guna mulai berbagi dengan orangtuanya sendiri. Ini bakal lebih mudah sebab mereka tahu kita tidak bakal merebutnya, dan mereka dapat meminta mainan mereka kembali.
  • Sering-sering pergi ke taman bermain. Ajak si kecil guna main di luar. Ini ialah tempat terbaik guna anak belajar bersosialisasi, berbagi mainan, dan main bergantian bareng dengan teman-temannya. Kalau anak mau membawa mainan sendiri dari rumah, mintalah anak Anda guna menyisihkan minimal satu mainan yang boleh dipinjamkan pada orang lain.
  • Minta anak guna meminjamkan barang yang mereka punya banyak. Misalnya kitab cerita, lego, krayon, dan lain-lain. Pasalnya, berbagi hal-hal yang jumlahnya tidak sedikit tentu bakal lebih mudah.
  • Bersabarlah ketika mengajari anak kita berbagi. Lama-lama fase anak posesif ini bakal berkurang juga.
  • Menjadi teladan. Selain sebab memang sedang melalui fase tertentu, anak posesif juga dapat meniru perilaku negatif ini dari lingkungan di sekitarnya. Maka, penting untuk orangtua guna menjadi teladan untuk anak dengan inginkan saling berbagi. Hindari berebut hal-hal yang sepele atau tidak butuh di depan anak.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memahami Fase Balita Posesif Dan Cara Tepat Mengatasinya"

Post a Comment